Siklus Hidrologi, Pengertian, Proses, Gambar, dan Penjelasannya - Ketersediaan air di darat bisa terjaga karena hujan. Hujan bisa tercipta karena mekanisme alam yang terjadi dalam suatu siklus dan terus menerus. Dalam pengaturan penyebaran air di tanah bumi, mekanisme alam yang dimaksud dikenal sebagai siklus hidrologi atau siklus air. Pada artikel ini, kita akan membahas siklus hidrologi ini dari pengertian, prosesnya berlangsung, gambar ilustrasi, hingga berbagai macam.
Pengertian Siklus Hidrologi
Siklus hidrologi adalah satu dari enam siklus biogeokimia yang terjadi di bumi. Siklus hidrologi adalah siklus atau sirkulasi air dari bumi ke atmosfer dan kembali ke bumi yang terus berlanjut. Siklus hidrologi memainkan peran penting bagi kelangsungan hidup organisme bumi. Melalui siklus ini, ketersediaan air di tanah bumi dapat terjaga, mengingat suhu lingkungan, cuaca, hujan, dan ekuilibrium ekosistem bumi yang teratur dapat tercipta karena proses siklus hidrologi ini.
Proses Terjadinya Siklus Hidrologi
Dalam prakteknya, dalam siklus air hidrologi ini melewati beberapa tahap seperti yang dijelaskan di atas. Tahap proses siklus hidrologi meliputi penguapan, transpirasi, evapotranspirasi, sublimasi, kondensasi, adveksi, presipitasi, larva, dan infiltrasi. Berikut ini adalah penjelasan dari setiap tahap siklus.
1. Penguapan
Siklus hidrologi didahului oleh penguapan air di permukaan bumi. Air yang tersimpan di badan air seperti danau, sungai, samudera, ladang, bendungan atau waduk ditransformasikan menjadi uap air karena panasnya matahari. Penguapan serupa juga terjadi pada air pada permukaan tanah. Penguapan semacam itu disebut penguapan.
Penguapan mengubah air cair menjadi air gas yang memungkinkannya naik di atas atmosfer bumi. Semakin tinggi panas matahari (misalnya pada musim kemarau), jumlah air yang menjadi uap air dan naik ke atmosfir bumi juga akan lebih besar.
2. Transpirasi
Penguapan air di permukaan bumi tidak hanya terjadi pada badan air dan tanah. Penguapan air juga bisa terjadi pada jaringan hidup, seperti hewan dan tumbuhan. Penguapan semacam itu dikenal sebagai transpirasi.
Sama seperti penguapan, transpirasi juga mengubah air cair dalam jaringan hidup menjadi uap air dan membawanya ke atmosfer. Namun, jumlah air yang menjadi uap melalui proses transpirasi umumnya jauh lebih sedikit daripada jumlah uap air yang dihasilkan melalui proses penguapan.
3. Evapotranspirasi
Evapotranspirasi adalah penguapan keseluruhan air yang terjadi di seluruh permukaan bumi, baik itu terjadi di badan air dan tanah, maupun organisme hidup. Evapotranspirasi adalah kombinasi penguapan dan transpirasi. Dalam siklus hidrologi, laju evapotranspirasi ini sangat mempengaruhi jumlah uap air yang diangkut di atas permukaan atmosfer.
4. Sublimasi
Selain penguapan, baik melalui penguapan, transpirasi atau evapotranspirasi, timbulnya uap air dari permukaan bumi ke atmosfer bumi juga dipengaruhi oleh proses sublimasi.
Sublimasi adalah proses pengubahan es di kutub atau di puncak gunung menjadi uap air tanpa melewati fase cair terlebih dahulu. Meski kecil, sublimasi juga terus menyumbang jumlah uap air yang diangkut ke atmosfir bumi melalui siklus hidrologi yang panjang. Namun, dibandingkan dengan proses penguapan, proses sublimasi dikatakan berjalan sangat lambat.
5. Kondensasi
Ketika uap air yang dihasilkan melalui proses penguapan, transpirasi, evapotranspirasi, dan hasil sublimasi sampai titik ketinggian tertentu, uap akan berubah menjadi partikel es yang sangat kecil melalui proses kondensasi. Perubahan bentuk uap air ke dalam es terjadi karena pengaruh suhu udara yang sangat rendah pada saat itu.
Partikel es yang terbentuk akan saling mendekat dan saling bersatu membentuk awan. Semakin banyak partikel es yang bergabung, awan yang terbentuk juga akan lebih tebal dan hitam.
6. Adveksi
Awan yang terbentuk dari proses kondensasi kemudian akan mengalami adveksi. Adveksi adalah proses memindahkan awan dari satu titik ke titik lain secara horizontal karena arus angin atau perbedaan tekanan udara. Adveksi memungkinkan awan menyebar dan berpindah dari atmosfir laut ke atmosfer tanah. Perlu diingat, tahap adveksi tidak terjadi dalam siklus hidrologi singkat.
7. Presipitasi
Awan yang mengalami adveksi berikutnya akan mengalami proses presipitasi. Proses penyiapannya adalah proses peleburan awan akibat pengaruh suhu tinggi. Dalam proses inilah hujan terjadi. Biji air jatuh dan membasahi permukaan bumi.
Jika suhu udara di sekitar awan terlalu rendah hingga kisaran <0 derajat celcius, curah hujan memungkinkan terjadinya hujan salju. Awan yang banyak mengandung air akan turun ke dalam litosfer dalam bentuk kepingan salju tipis seperti yang bisa kita temukan di iklim sub tropis.
8. Run off
Setelah curah hujan terjadi sehingga air hujan jatuh ke permukaan bumi, proses run off pun terjadi. Lari atau limpasan adalah proses memindahkan air dari tempat tinggi ke tempat yang rendah di permukaan bumi. Pergerakan air misalnya terjadi melalui saluran seperti selokan, sungai, danau, muara, laut, sampai laut. Dalam proses ini, air yang telah melewati siklus hidrologi akan kembali ke lapisan hidrosfer.
9. Infiltrasi
Tidak semua air hujan yang terbentuk setelah proses presipitasi akan mengalir di permukaan bumi melalui proses run-off. Sebagian kecil darinya akan bergerak ke pori-pori tanah, merembes, dan menumpuk menjadi air tanah. Proses pergerakan air ke dalam pori tanah disebut proses infiltrasi. Proses infiltrasi perlahan akan membawa air tanah kembali ke laut.
Nah, setelah melalui proses pelarian dan infiltrasi, air yang telah mengalami siklus hidrologi akan kembali berkumpul di laut. Air secara bertahap akan kembali ke siklus hidrologi berikutnya dengan memulai dengan proses penguapan.
Macam Macam Jenis Siklus Hidrologi
Berdasarkan panjang pendek proses dimana siklus hidrologi dapat dibagi menjadi 3 macam. Berbagai jenis siklus hidrologi adalah siklus hidrologi pendek, siklus hidrologi menengah, dan siklus hidrologi yang panjang.
Gambar Siklus Hidrologi Pendek |
Siklus hidrologi singkat adalah siklus hidrologi yang tidak melalui proses adveksi. Uap air yang terbentuk melalui siklus ini akan diturunkan melalui hujan di daerah sekitar laut. Berikut adalah penjelasan singkat dari siklus hidrologi singkat ini:
- Air laut diuapkan dan berubah menjadi uap air karena panas matahari.
- Uap air akan mengembun dan membentuk awan.
- Awan yang terbentuk akan hujan di permukaan laut.
b. Siklus Hidrologi Menengah
Gambar Siklus Hidrologi Menengah |
Siklus hidrologi medium adalah siklus hidrologi yang umum terjadi di Indonesia. Siklus hidrologi ini menghasilkan hujan di darat karena proses advokasi membawa awan yang terbentuk ke daratan. Berikut adalah penjelasan singkat dari siklus hidrologi moderat ini:
- Air laut diuapkan dan berubah menjadi uap air karena panas matahari.
- Uap air dianjurkan karena angin sehingga bergerak menuju daratan.
- Di atmosfer daratan, uap air membentuk awan dan berubah menjadi hujan.
- Air hujan di permukaan tanah akan mengalir ke sungai dan kembali ke laut
c. Siklus Hidrologi Panjang
Siklus hidrologi yang panjang adalah siklus hidrologi yang umumnya terjadi di iklim subtropis atau daerah pegunungan. Dalam siklus hidrologi ini, awan tidak langsung diubah menjadi air, tapi jatuh pertama seperti salju dan membentuk gletser. Berikut adalah penjelasan singkat dari siklus hidrologi yang panjang ini:
- Air laut diuapkan dan berubah menjadi uap air karena panas matahari.
- Uap air terbentuk kemudian mengalami sublimasi
- Awan yang mengandung kristal es kemudian terbentuk.
- Awan menjalani proses advokasi dan pindah ke daratan
- Awan mengalami curah hujan dan turun seperti salju.
- Salju terakumulasi menjadi gletser.
- Gletser mencair karena pengaruh suhu udara dan membentuk arus.
- Air yang berasal dari gletser mengalir di sungai untuk kembali ke laut.
Nah, sangat terpapar pemahaman tentang siklus hidrologi, proses dan tahapannya, dan seterusnya. Mudah-mudahan bisa bermanfaat dan menambah wawasan kita semua dalam pengetahuan ilmu ekosistem. Salam.
0 komentar:
Post a Comment